Bicara soal material kayu untuk bangunan atau furnitur, kayu ulin sering jadi primadona. Terkenal super kuat, tahan lama, dan punya tampilan yang mewah, kayu ini memang kerap dipilih untuk kebutuhan premium, terutama pada konstruksi luar ruangan. Tidak heran jika banyak orang menyebutnya sebagai “kayu besi” karena kualitasnya yang memang di atas rata-rata.
Tapi, di balik semua keunggulannya, kayu ulin juga punya sejumlah kekurangan yang membuat orang mulai berpikir dua kali sebelum menggunakannya. Nah, kabar baiknya, ada beberapa alternatif material lain yang lebih terjangkau tapi tetap bisa memberikan kualitas dan tampilan yang oke. Jadi, Anda bisa tetap punya pilihan cerdas tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Lalu, apa saja kekurangan kayu ulin dan alternatifnya itu?
5 Kekurangan Kayu Ulin
Meski dijuluki kayu besi karena kekuatannya yang luar biasa, kayu ulin juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menggunakannya untuk proyek bangunan atau furnitur. Apa saja itu?
1. Sulit Diproses
Karena terlalu keras, kayu ulin sulit dipotong atau dibentuk. Proses pengerjaan pun memerlukan alat khusus yang tajam dan kuat. Bobotnya yang berat juga menjadi tantangan, terutama saat pengangkutan dan pemasangan.
2. Harga Relatif Mahal
Kayu ulin memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan kayu keras lainnya. Faktor yang memengaruhi harga ini antara lain permintaan pasar yang tinggi, proses pengolahan yang rumit, pertumbuhan pohon yang lambat, dan kelangkaan akibat penebangan berlebihan.
3. Rentan Retak
Walau kuat, kayu ulin tetap memiliki sifat alami yang dapat menyebabkan retakan seiring waktu, terutama jika sering terpapar panas dan hujan secara bergantian. Retakan ini jarang memengaruhi kekuatan struktural, tetapi bisa mengurangi keindahan pada permukaannya.
4. Perubahan Warna
Paparan sinar matahari dan cuaca terus-menerus membuat warna kayu ulin memudar dari cokelat kekuningan menjadi abu-abu kehitaman. Proses alami ini disebut weathering. Untuk menjaga warna aslinya, perlu perawatan rutin seperti pengamplasan dan pelapisan ulang dengan cat kayu khusus.
5. Semakin Langka
Kayu ulin kini termasuk tanaman yang dilindungi oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) karena populasinya semakin menurun. Pertumbuhan pohon yang lambat dan penebangan masif menjadi penyebab utama kelangkaan ini. Kondisi tersebut tidak hanya memicu kenaikan harga, tetapi juga menimbulkan isu keberlanjutan lingkungan.
Alternatif Kayu Ulin dengan Harga Lebih Terjangkau
Nah, setelah mengatahui kekurangan kayu ulin, yuk, cari tahu alterntif penggantinya! Ada beberapa jenis kayu yang memiliki ketahanan dan keindahan hampir setara, bahkan dalam beberapa aspek bisa mengungguli kayu ulin, namun dengan harga yang lebih terjangkau.
1. Kayu Merbau
Kayu merbau kerap dijuluki “saudara” kayu ulin karena kekuatannya yang tangguh dan ketahanannya terhadap rayap, jamur, dan serangga. Kekerasannya membuat kayu ini cocok untuk penggunaan outdoor seperti lantai decking atau konstruksi berat. Meskipun pori-porinya lebih besar dibanding kayu ulin, daya tahannya tetap sangat baik.
2. Kayu Bengkirai
Bengkirai menjadi pilihan favorit untuk kebutuhan outdoor seperti pagar, jembatan, dan decking. Kayu ini kuat, tahan jamur, serta tahan serangga, sehingga ideal untuk iklim tropis. Kekurangannya, bengkirai bisa retak atau melengkung jika tidak dirawat dengan baik. Namun, harga yang lebih terjangkau dan ketersediaan yang melimpah membuatnya tetap menjadi pilihan populer.
3. Kayu Jati
Kayu jati terkenal dengan kualitas premium, ketahanan luar biasa, dan tampilan yang mewah. Kandungan minyak alaminya melindungi kayu dari serangga, jamur, dan pelapukan. Meski harganya hampir mendekati kayu ulin, kemudahan dalam pengerjaan dan nilai estetika yang tinggi membuat jati sangat diminati, terutama untuk furnitur dan desain interior.
4. Kayu Kelapa
Kayu kelapa berasal dari batang pohon kelapa tua yang kini semakin populer sebagai material ramah lingkungan. Seratnya unik dengan motif yang khas, cocok untuk lantai, dinding, hingga furnitur. Meskipun kekuatannya tidak setara dengan ulin, ketahanannya cukup baik dan harganya jauh lebih murah.
5. Kayu Kruing
Kayu kruing merupakan alternatif yang kuat dan tahan lama, banyak digunakan untuk konstruksi berat, lantai, dan rangka atap. Warnanya cenderung cokelat kemerahan dengan tekstur serat yang menarik. Kruing memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca, meski perlu perlindungan ekstra dari rayap jika digunakan di area lembap. Kelebihan utamanya adalah harga yang lebih terjangkau dibanding kayu ulin, dengan kualitas yang tetap mumpuni.
Nah, itu dia beberapa kekurangan kayu ulin sekaligus alternatifnya yang bisa Anda pertimbangkan. Memang, kayu ulin punya daya tarik luar biasa dari segi kekuatan dan ketahanan, tapi faktor harga, kelangkaan, dan perawatannya membuat material ini tidak selalu jadi pilihan paling praktis.
Intinya, Anda tidak perlu terpaku pada satu jenis kayu saja. Ada banyak pilihan lain yang lebih ramah di kantong tapi tetap menawarkan kualitas dan keindahan untuk bangunan maupun furnitur. Cukup sesuaikan saja dengan kebutuhan dan budget Anda, supaya hasilnya tetap maksimal tanpa harus membuat budget membengkak.
Cari distributor kayu yang lengkap untuk segala kebutuhan proyek? Hojaya bisa jadi solusi terbaik. Mulai dari kayu premium hingga alternatif yang lebih terjangkau, semua tersedia dengan kualitas terjamin. Jadi, Anda bisa lebih mudah menemukan material yang pas sesuai kebutuhan.
Yuk, kunjungi Hojaya dan dapatkan kayu terbaik untuk proyek Anda!