Jika bicara soal kayu yang kuat, awet, dan tahan banting, dua nama yang sering jadi bahan perdebatan adalah ulin dan bengkirai. Keduanya sama-sama populer di dunia konstruksi maupun furniture, terutama untuk kebutuhan outdoor yang menuntut ketahanan ekstra. Bukan hanya soal kekuatan, kedua jenis kayu ini juga terkenal punya tampilan yang enak dilihat sehingga sering jadi pilihan untuk proyek-proyek premium.
Meski sekilas terlihat mirip, kayu ulin dan bengkirai punya karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Nah, sebelum memutuskan ingin menggunakan yang mana untuk proyek, ada baiknya Anda bedah dulu perbandingan kayu ulin vs bengkirai. Siapa tahu, setelah membaca ini, Anda bisa lebih yakin memilih kayu yang benar-benar cocok untuk kebutuhan dan budget!
Perbandingan Kayu Ulin VS Bengkirai
Sebelum menentukan pilihan, penting untuk memahami perbedaan mendasar antara kayu ulin vs bengkirai. Mulai dari warna, kekuatan, ketahanan, hingga harga, masing-masing punya keunggulan dan tantangan tersendiri. Yuk, kita lihat perbandingan keduanya secara detail.
1. Keawetan dan Ketahanan
Kayu ulin sering disebut kayu besi berkat daya tahannya yang luar biasa. Kandungan zat ekstraktif alaminya membuat kayu ini tahan terhadap rayap, jamur, serta cuaca ekstrem. Bengkirai juga termasuk kayu awet dengan ketahanan yang baik terhadap rayap dan cuaca. Namun, daya tahannya masih di bawah ulin, terutama di lingkungan yang sangat lembap.
2. Kekerasan dan Kepadatan
Kayu ulin memiliki berat jenis sekitar 1,04 g/cm³, menjadikannya sangat padat dan keras. Sifat ini membuatnya sulit dipotong atau dibentuk. Bengkirai memiliki berat jenis sekitar 0,91 g/cm³. Meskipun tetap tergolong kayu keras, bengkirai lebih mudah diolah, sehingga fleksibel untuk berbagai proyek konstruksi maupun furnitur.
3. Tampilan dan Warna
Kayu ulin biasanya punya warna cokelat tua hingga kehitaman dengan serat lurus dan rapat, memberi kesan kokoh sekaligus elegan. Karakternya pas untuk desain yang ingin menonjolkan nuansa alami dan berkelas. Sementara itu, kayu bengkirai hadir dengan warna yang lebih bervariasi, mulai dari kuning kecokelatan hingga cokelat kemerahan, disertai tekstur sedikit kasar. Warna hangat yang dimilikinya mampu menghadirkan kesan mewah namun tetap natural.
4. Ketersediaan dan Harga
Kayu ulin kini tergolong langka dan termasuk jenis yang dilindungi, sehingga ketersediaannya terbatas dan harganya pun cukup tinggi. Pertumbuhannya yang sangat lambat, membutuhkan puluhan tahun hingga siap panen menjadi salah satu penyebab kelangkaannya. Sebaliknya, kayu bengkirai jauh lebih mudah ditemukan, terutama di Kalimantan. Ketersediaannya yang melimpah membuat harganya lebih terjangkau, sehingga menjadi pilihan ekonomis tanpa harus mengorbankan kualitas.
5. Penggunaan dan Aplikasi
Berkat kekuatan dan ketahanannya, kayu ulin cocok untuk proyek berat seperti tiang pancang, jembatan, dermaga, hingga fondasi bangunan di area berair. Sementara itu, kayu bengkirai yang harganya lebih terjangkau banyak digunakan untuk decking, pagar, kusen pintu dan jendela, hingga rangka atap. Fleksibilitasnya membuat bengkirai jadi pilihan serbaguna untuk kebutuhan interior maupun eksterior.
Jadi, intinya baik kayu ulin maupun bengkirai sama-sama punya keunggulan. Jika mencari ketahanan super untuk proyek berat dan siap dengan budget besar, ulin adalah pilihan tepat. Tapi, untuk kayu yang kuat, tahan lama, lebih mudah diolah, dan ramah di kantong, bengkirai bisa jadi jawaban. Dan akhirnya, pilihan terbaik tergantung kebutuhan, lokasi proyek, dan tentu saja anggaran yang Anda siapkan.
Nah, sekarang waktunya Anda tentukan, tim ulin atau tim bengkirai? Jika sudah mantap menentukan pilihan, pastikan Anda mendapatkannya dari Hojaya. Sebagai distributor kayu, kami menyediakan berbagai jenis kayu berkualitas, mulai dari ulin, bengkirai, merbau, hingga kayu olahan untuk kebutuhan konstruksi dan dekorasi. Dengan kualitas terjamin dan layanan profesional, proyek Anda bisa terwujud tanpa khawatir soal material.
Yuk, kunjungi Hojaya dan temukan yang paling pas untuk kebutuhan Anda!