Anda mencari material yang cocok untuk bekisting atau pelapis kayu? Mungkin sudah sering mendengar yang namanya polyfilm dan phenolic film face. Sekilas keduanya tampak mirip, sama-sama jadi pelapis kayu lapis (plywood) supaya semakin kuat dan tahan lama. Tapi sebenarnya, dua jenis film ini memiliki karakter dan keunggulan yang cukup berbeda, lho! Jika salah memilih, bisa berdampak pada hasil akhir sampai efisiensi biaya.
Nah, supaya Anda tidak salah pilih dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan proyek, yuk ketahui lebih dalam perbedaan polyfilm dengan phenolic film face. Mana yang lebih cocok untuk kebutuhan Anda?
Perbedaan Polyfilm dengan Phenolic Film Face
Meski sama-sama digunakan sebagai pelapis plywood, ada perbedaan polyfilm dengan phenolic film face yang cukup signifikan dari segi bahan, ketahanan, hingga tampilan. Yuk, simak perbedaannya berikut ini!
1. Proses Pembuatan
Polyfilm adalah jenis triplek yang permukaannya dilapisi cairan poly resin. Setelah dilapisi, permukaan ini melalui proses coating dan pengeringan hingga membentuk lapisan pelindung transparan yang keras dan tahan terhadap berbagai kondisi.
Sementara itu, phenolic film face dilengkapi dengan lapisan film phenolic di satu atau kedua sisinya, dengan ketebalan sekitar 45–125 gsm. Lapisan ini membuat permukaan kayu lebih kuat, tahan aus, dan lebih stabil saat digunakan dalam berbagai kondisi proyek.
2. Ketahanan terhadap Kelembapan
Lapisan pelindung pada polyfilm bersifat tahan air, sehingga mampu mencegah kelembapan masuk ke dalam serat kayu dan menjaga strukturnya tetap stabil, bahkan dalam kondisi lembap. Di sisi lain, phenolic film face juga memiliki daya tahan tinggi terhadap kelembapan berkat permukaannya yang kedap air. Jenis ini cocok digunakan untuk pekerjaan luar ruangan dan bekisting beton karena tidak mudah rusak oleh hujan atau perubahan cuaca.
3. Tampilan Permukaan
Dalam hal hasil akhir, polyfilm mampu menghasilkan cetakan beton yang lebih halus dan rata. Lapisan poly resin membantu mencegah semen menempel terlalu kuat, sehingga permukaan beton terlihat bersih dan lebih presisi. Phenolic film face juga menawarkan permukaan yang halus dan rata, sehingga cetakan beton tetap terlihat rapi dan profesional.
4. Daya Tahan
Polyfilm bisa digunakan ulang hingga 3–4 kali, menjadikannya cukup efisien untuk proyek berulang, terutama dalam skala menengah hingga besar. Namun, phenolic film face memiliki daya tahan yang lebih tinggi. Jika dirawat dengan baik, material ini bisa digunakan ulang hingga 8–10 kali, bahkan dalam kondisi ideal bisa bertahan lebih dari 20 tahun.
5. Harga dan Efisiensi Biaya
Secara harga, polyfilm lebih terjangkau dibanding phenolic film face. Tapi, jika dilihat dari sisi jangka panjang, phenolic film face lebih ekonomis karena bisa digunakan lebih sering dan tahan lama, sehingga cocok untuk proyek yang memerlukan efisiensi tinggi dalam pemakaian material.
Jadi, Pilih Mana?
Intinya, pilihan antara polyfilm dan phenolic film face sangat bergantung pada kebutuhan proyek Anda, apakah lebih mementingkan efisiensi biaya dalam jangka pendek atau ketahanan jangka panjang. Polyfilm cocok untuk Anda yang membutuhkan material terjangkau dengan pemakaian beberapa kali, misalnya untuk proyek skala kecil hingga menengah. Tapi, jika ingin hasil cetakan yang presisi, tahan lama, dan bisa digunakan berulang kali, phenolic film face jelas jadi pilihan yang lebih unggul. Apa pun pilihannya, pastikan Anda mendapatkannya dari distributor yang terpercaya.
Nah, di Hojaya, Anda bisa menemukan berbagai pilihan polyfilm dan phenolic film face berkualitas tinggi yang sudah banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi di seluruh Indonesia. Tahan lama, aman, dan pastinya siap membantu sukseskan proyek Anda!
Yuk, cek koleksi produk kami sekarang di Hojaya, dan temukan material terbaik sesuai kebutuhan Anda!