Hojayapedia

Apa Perbedaan Steger dan Scaffolding? Ini Penjelasannya untuk Pemula

perbedaan steger dan scaffolding

Pernah dengar istilah steger dan scaffolding di dunia proyek tapi bingung apakah keduanya sama atau berbeda? Tenang, Anda tidak sendirian. Banyak orang, bahkan yang sudah cukup sering terlibat dalam pekerjaan konstruksi, masih suka tertukar antara dua istilah ini. Padahal, keduanya punya fungsi yang mirip tapi bisa jadi beda dari sisi penggunaan, bahan, hingga standar keamanannya.

Nah, supaya tidak salah kaprah lagi, yuk kupas secara tuntas perbedaan steger dan scaffolding. Anda bisa lebih paham dan tidak bingung lagi saat menggunakannya di lapangan!

Apa Itu Steger dan Scaffolding?

Pertama, scaffolding adalah struktur sementara yang digunakan untuk menyangga tenaga kerja, material, dan peralatan selama pembangunan, pemeliharaan, atau renovasi bangunan. Sementara steger adalah perancah. 

Jadi, secara umum tidak ada perbedaan steger dan scaffolding yang substansial, keduanya merujuk ke sistem perancah sementara. Namun, dalam praktik dan pemakaian lokal kita bisa melihat perbedaan dalam jenis, bahan, komponen, dan kegunaan.

Perbedaan Steger dan Scaffolding

Meskipun secara arti hampir sama, ada beberapa aspek yang sering dijadikan pembeda dalam praktiknya dilapangan, yaitu:

1. Bahan dan Material

Dalam praktik konstruksi, steger bisa merujuk perancah kayu atau bambu terutama untuk proyek skala kecil atau renovasi ringan. Sementara scaffolding lebih sering merujuk ke struktur berbahan logam seperti pipa besi, aluminium, rangka modular karena penggunaan yang lebih modern, profesional, dan standarisasi. 

Jadi, ketika orang menyebut “steger besi”, itu bisa jadi scaffolding juga. Di sini perbedaan steger dan scaffolding bisa terlihat dari segi materialnya.

3. Sistem Modular & Komponen

Scaffolding modern biasanya dibangun dengan sistem modular, yaitu rangka (frame), ledger, transom, bracing, coupler (clamp), papan kerja, dan elemen pengaman. Steger kayu mungkin tidak modular dalam bentuk yang standar, lebih improvisatif sesuai kebutuhan proyek. Maka, scaffolding cenderung lebih sistematis dan mudah perakitan, sedangkan steger bisa fleksibel tapi mungkin kurang standar.

4. Kepentingan Keamanan & Standar

Scaffolding yang digunakan di proyek-proyek besar umumnya tunduk pada regulasi keselamatan, perhitungan beban, inspeksi berkala, dan penggunaan material mutu tinggi. Steger tradisional mungkin kurang mengikuti standar formal ini, terutama jika digunakan dalam proyek kecil atau renovasi rumahan. Meski demikian, prinsip keselamatan tetap harus dipegang.

Contoh Kasus Penggunaan 

Misalnya dalam proyek pengecatan dinding rumah dua lantai:

  • Anda bisa menggunakan steger kayu bambu dan steger kayu dolken sederhana untuk bagian yang rendah, karena mudah susun dan murah.
  • Tapi untuk area tinggi atau proyek gedung, Anda lebih memilih scaffolding rangka besi modular agar aman, kuat, dan lebih cepat pasangnya.

Dalam proyek besar bangunan bertingkat, hampir pasti digunakan scaffolding logam. Tapi, dalam proyek kecil atau renovasi di lingkungan pedesaan, steger masih sering digunakan untuk struktur kayu atau bambu.

Nah, sekarang Anda sudah tahu apa perbedaan steger dan scaffolding yang sebenarnya tidak terlalu jauh, keduanya sama-sama berfungsi sebagai perancah atau penopang sementara dalam proyek konstruksi. Hanya saja, berbeda materialnya. Intinya, pemilihan antara steger atau scaffolding tergantung pada skala proyek dan kebutuhan di lapangan. 

Untuk itu, gunakan material kayu berkualitas untuk steger, papan kerja, atau struktur pendukung lainnya dari Hojaya! Kami menyediakan berbagai produk kayu solid, plywood, hingga material olahan dengan kualitas terjamin untuk kebutuhan konstruksi maupun furnitur. Selain itu, semua kayu kami dirancang agar kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan.

Jadi, jangan tunggu lama, pastikan proyek Anda berdiri kokoh dengan kayu unggulan dari Hojaya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *